Selasa, 29 September 2009

Kemampuan yang dimiliki seorang Public Relations
Penampilan supel dan komunikatif. Seperti itulah gambaran figur yang seharusnys muncul bila kita menyebut sosok public relations (PR). Karena, dua hal tersebut merupakan senjata ampuh milik mereka yang berprofesi sebagai public relations atau yang disebut juga humas (hubungan masyarakat). ''Seorang humas memang harus memiliki kemampuan dan pengetahuan komunikasi karena bertugas sebagai juru informasi perusahaan,'' ujar Deny S Adji, kepala bagian hubungan perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Maka kemampuan komunikasi menjadi syarat yang tak terelakkan, karena tugas public relations (PR) sebagai pemberi jasa informasi kepada pihak eksternal dan internal perusahaan. Tugas mereka berkaitan erat dengan usaha-usaha untuk membangun citra perusahaan. Mereka juga bertugas sebagai mediator antara perusahaan dan lembaga eksternal dan internal.Lebih jauh, ucap Deny, sosok humas perlu pula berpenampilan menarik. Humas wanita memang sebaiknya berparas cantik, sementara humas pria memang sebagusnya berwajah ganteng. ''Penampilan cantik atau ganteng itu memang bukan syarat yang utama. Tapi penampilan fisik tersebut merupakan nilai tambah untuk meningkatkan citra perusahaan,'' tegas Deny.Namun Kumala Iman Dina berpendapat beda soal penampilan tersebut. Menurut marketing public relations Fortune ini, kecantikan atau ketampanan wajah tak menjadi faktor utama bagi seorang PR. ''Seorang public relations tak mesti ganteng atau cantik. Namun yang penting, seorang public relations harus komunikatif dan memiliki pengetahuan yang luas,'' ucap Kumala.Ia melanjutkan, komunikatif dan berpengetahuan luas menjadi syarat utama seorang PR, karena tugas-tugas PR berkaitan dengan proses membaca situasi, menganalisis, kemudian mengkomunikasikannya. ''Jadi, pengetahuan luas sangat penting bagi seorang PR. Bagaimana mereka dapat menganalisis dan mengkomunikasikannya jika mereka sendiri tak memiliki pengetahuan luas sebagai bahan pembicaraan diskusi,'' tandas Kumala.Pengetahuan luas sangat diperlukan karena tugas PR tak hanya berkaitan dengan pembangunan citra perusahaan. Para humas juga berperan membantu perusahaan membangun strategi komunikasi. ''Mereka memberi masukan tentang strategi komunikasi yang diperlukan perusahaan dalam mengembangkan usahanya,'' tukas Kumala.Syarat lain untuk menjadi PR masih sangat banyak. Selain komunikatif, supel, berpengetahuan luas, dan berpenampilan menarik, para PR pun harus memiliki jaringan hubungan yang sangat luas. ''Para public relations juga harus memiliki kemampuan menulis dan menutur secara runut. Selain itu, kemampuan dasar pemasaran dan kemampuan Bahasa Inggris juga mesti dimiliki oleh humas,'' cetus Deny.Sementara itu latar belakang pendidikan formal dari jurusan public relations justru bukan syarat mutlak bagi seseorang yang ingin menjadi PR. Lulusan sarjana strata satu (S1) dari jurusan mana saja memiliki peluang untuk menekuni profesi ini. ''Pendidikan S1 itu hanya memberikan landasan pola berpikir. Selama kita memiliki kemampuan berkomunikasi, kita memiliki peluang menjadi public relations,'' ungkap Deny sembari menambahkan, kemampuan kehumasan dapat diadaptasi belakangan melalui jalur-jalur formal lainnya seperti seminar, diskusi, dan kursus. ''Dan pelajaran yang paling berharga adalah praktik langsung di lapangan,'' tambah Deny.Kumala senada dengan Deny. Menurutnya, sosok PR tak mesti berasal dari lulusan humas. ''Saya sendiri dari lulusan fakultas ekonomi. Dan dengan bekal ini, saya memiliki nilai tambah dalam penguasaan masalah-masalah ekonomi yang sangat dibutuhkan untuk menganalisis situasi,'' tuturnya. Pendapatan yang didapat dari bekerja sebagai PR sangat bervariasi. Setiap perusahaan menetapkan standar gaji berbeda. ''Setiap public relations memiliki gaji yang berbeda. Semua itu tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing,'' jelas Kumala.Menurut Deny, gaji seorang humas yunior sekitar Rp 3.000.000. Sementara itu gaji PR berpengalaman di kantornya dapat mencapai Rp 10 juta per bulan.Pendapatan yang cukup menggiurkan tersebut setimpal dengan beban kerja yang mesti dihadapi oleh para humas. Dalam kondisi bagaimana pun, mereka harus tampil prima ketika berhadapan dengan orang lain. ''Kami dituntut untuk mampu menjaga hubungan baik dengan siapa pun. Karena itu, kami harus selalu bersikap ramah ketika berhadapan dengan orang-orang yang memiliki berbagai macam karakter,'' ucap Kumala.Sebagai seorang PR, menurut Deny, seseorang mesti memiliki sifat rendah hati. Dengan karakter tersebut, ucap Deny berargumen, seorang PR akan selalu siap mendengar segala keluhan orang lain.Kerja humas pun cenderung penuh ketidakpastian dalam soal waktu. ''Secara resmi kami memang memiliki jam kerja mulai pukul 07.30 hingga 16.30. Namun kenyataannya, kami terkadang harus pulang sesudah mahgrib atau bekerja pada hari-hari libur. Kami mesti melakukannya karena tugas humas sebagai pelayan yang setiap saat harus siap apabila dibutuhkan perusahaan.''Serupa, Kumala menyebutkan, seorang humas mesti memiliki kepekaan tinggi. ''PR harus peka terhadap situasi lingkungan sekitar, karena mereka mesti membangun dan menjaga hubungan baik. Sikap kejujuran juga harus ditanamkan, karena PR itu sendiri bertugas membangun kepercayaan dengan pihak lain.'' dip

4 komentar:

  1. terima ksih atas informasi nya saya sangat terbantu dgn blog anda karena saya juga ingin berprofesi sebagai humas .

    BalasHapus
  2. thankyou, semakin mantap ngambil di PR...

    BalasHapus
  3. memang gan PR the best !! alhamdulillah sudah berjalan 12,5jt/hari !!! mantap,mantap,mantap jadi smakin semangat nih

    BalasHapus
  4. Tks. Blog ini sangat membantu sy.
    Karena saat ini sy berprofesi sebagai humas

    BalasHapus